Sebuah Percakapan Part 2


U:
"Malam yang dingin tanpa hujan atau salju
Malam yang dingin tanpa bulan yang merindu
Yang ada hanya angin bertiup dengan syahdu
Mungkin sedikit syair dapat menghangatkan hatimu"

"Aku melihat matahari hari ini,
Sejenak kurasakan kehangatannya meskipun embun menyapa jua
Aku melihat ketampananmu matahariku,
Aku melihat senyumanmu tapi aku tak mampu menyapa,
Sinarmu terlalu silau di mataku.
Sejenak aku berpikir mungkin aku tak pantas melihatmu, apalagi bersanding denganmu
Mungkin aku hanya dapat menikmati kehangatanmu meski kutahu sinarmu tak hanya untukku"

A:
"Matahari cerah sering kali menyilaukan.
Ia menghangatkan, namun tak jarang mampu membakar.
Kekagumanmu dapat membutakan hatimu.
Kecintaanmu, mungkin dapat berakhir menyakitimu.
Temuilah pohon, kan kau dapati mentari tak lagi silau.
Nikmatilah kala hujan datang, darinyalah sesekali kau rasa kesejukan.
Hidup tak hanya berpusat pada satu hal.
Semua tercipta untuk berjalan beriringan."

"Matahari hanyalah satu, hingga kapanpun tak kan pernah sepenuhnya milikmu.
Mungkin hanya pemilik cahaya yang tak pernah padam.
Namun tak hanya darinya muncul kehangatan.
Orang-orang yang tak henti mengasihi, akan selalu menjadi selimut hati."

"Cinta bukanlah segalanya.
Banyak hal berharga yang kerap terlupa.
Yang jadi keinginanmu, tak selalu jadi yang kau perlu.
Berhenti mencari-cari alasan atas segala kesedihan.
Mungkin bersyukur akan mampu menjadi penghibur."


~The End~

Post a Comment