Sudden Rebellion
Sebuah mobil
hitam berhenti di depan restoran bergaya kuno. Namjoon keluar dari kursi
penumpang bagian belakang, disusul oleh ayahnya. Malam ini pertemuan diadakan
di restoran tersebut.
Namun tiba-tiba
Namjoon melihat seseorang yang tidak asing di kejauhan. Entah apa yang
dipikirkannya, ia langsung berlari ke arah orang itu.
“Hey, Kim
Namjoon, mau kemana kau?”
Namjoon tetap
berlari, mengabaikan teriakan ayahnya.
“Aku yakin itu
Min Yoongi”, ucap Namjoon dalam hati.
Sesampainya di
tempat itu, dia tidak menemukan keberadaan Yoongi. Ia berlari kesana-kemari,
tapi sosok yang dilihatnya tadi sudah menghilang entah kemana.
Pandangannya
tertuju pada sebuah club malam. Sepertinya tadi Yoongi keluar dari sana saat ia
di melihatnya dari restoran.
Kakinya hendak
melangkah masuk ke dalam club untuk mencari tahu, tapi sebuah tangan
menariknya.
“Apa kau sudah
gila? Ada apa denganmu, tiba-tiba berlari dan sekarang kau mau masuk ke dalam
club malam?”
Ayah Namjoon
sudah berdiri di depannya saat ini.
“Iya! Aku
memang sudah gila!”, Namjoon berteriak kepada ayahnya.
“Apa yang baru
saja kau katakan?”, ayah Namjoon terkejut dengan respon yang diterimanya.
Selama ini Namjoon tidak pernah membantah ucapannya, dan sekarang Namjoon
berteriak padanya.
“Aku bilang aku
sudah gila. Aku tidak tahan lagi hidup sebagai boneka ayah. Kenapa ayah tidak
membunuhku saja untuk mengakhiri semua penderitaan ini? Kenapa ayah tidak
membiarkanku mati saja saat aku mencoba bunuh diri? Aku lelah dengan semua
ini!”, Namjoon meneriakkan segala isi hatinya. “Ini terlalu menyakitkan…”,
lanjutnya dengan sedikit terisak.
“Namjoon-ah….”
Ayah Namjoon
tidak dapat menyelesaikan kalimatnya. Ia tiba-tiba tumbang dengan tangan
meremas dadanya.
Namjoon panik
melihat ayahnya. Ia menggoyang-goyang tubuh ayahnya, “Ayah…apa ayah
mendengarku? Ayah…..”
Mengetahui
ayahnya tidak bereaksi, Namjoon segera menghubungi ambulance dan membawa
ayahnya ke rumah sakit.