Part 2. Jung Hoseok
Hampir satu jam aku dan yang lain
menunggu Namjoon.
Dia tidak pernah terlambat datang
latihan.
Kami pun memutuskan memulai
latihan tanpa Namjoon.
10 menit kemudian, Namjoon
memasuki ruang latihan dengan nafas terengah-tengah.
Sepertinya dia kesini dengan
berlari.
“Maaf, aku terlambat. Oh Soo
memintaku membantunya menyelesaikan soal matematika. Dan aku tidak bisa
menolaknya.”
Oh Soo? Si ranking 2 di kelas.
Bukankah dia menganggap Namjoon
sebagai saingannya?
Ah, sudahlah. Apa yang
kucemaskan? Baguslah kalau mereka bisa berteman sekarang.
Karena sekarang Namjoon sudah
datang, kami memulai kembali latihan.
Namjoon terlihat bersemangat. Aku
juga bisa merasakannya.
Sepertinya suasana hatinya sedang
bagus.
Mungkin karena akhir-akhir ini
dia bergaul cukup baik dengan orang-orang.
Aku tahu hal baik akan terjadi
pada akhirnya.
Part 3. Kim Seokjin
Aku akan makan banyak hari ini.
Siapa yang perduli dengan berat
badan? Aku hanya perlu berdiet nanti.
Ini karena Yoongi membuatku
kesal.
Iri? Dia menyebutku iri pada
Namjoon.
Aku tidak pernah iri pada siapa
pun. Apalagi hanya karena sebatang cokelat.
Aku hanya merasa ada yang aneh.
Namjoon bergaul dengan banyak
orang, tidak ada lagi surat ancaman, dan bahkan seseorang meletakkan cokelat
dalam lokernya.
Tentu saja ini sesuatu yang
bagus. Akhirnya seorang Kim Namjoon memiliki penggemar.
Tapi semua perubahan drastis ini
terjadi hanya dalam beberapa hari.
Apa memang hanya aku saja yang
berlebihan dan berpikir seperti ini?
Part 4. Kim Taehyung
“Hyung…..”, aku menghampiri Kim
Namjoon di bangkunya. “Apa kau sudah menyiapkan sesuatu untuk Jimin?”
“Menyiapkan sesuatu untuk apa?”
“Ulang tahun Jimin minggu depan.”
“Jimin berulang tahun minggu
depan? Aku belum menyiapkan apapun.”
“Bagaimana kau bisa lupa. Kita
sudah sepakat akan membuat kejutan di rumahnya.”
“Rumah Jimin? Di mana?”
“Hyung… Apa kau sedang menguji
kesabaranku?”
“Aah, iya iya… Rumah Jimin. Tentu
aku ingat.”
Ada apa dengan Kim Namjoon?
Kenapa aku merasa dia tidak sedang bercanda?
Tapi bagaimana mungkin dia lupa
dengan ulang tahun Jimin? Dia bahkan bertanya di mana Jimin tinggal.
Dia memang ceroboh dan pelupa.
Dan akhir-akhir ini sifat lupanya
makin parah. Tapi tidak kusangka akan separah ini.
Hal ini membuatku cemas.