Jungkook melemparkan pukulan ke wajah Jimin.
“Kenapa selama ini kamu diam aja? Kamu tahu ayahku dan ibumu
selingkuh, tapi kamu nggak nglakuin apapun. Dan kamu lihat sekarang, ibuku
milih buat mengakhiri hidupnya sendiri.”
Jimin hanya menangis. Dia tidak mampu berkata apapun.
“Yang dibilang orang-orang itu bener, harusnya aku nggak
pernah temenan sama anak seorang pelacur.”, ucap Jungkook sambil terisak.
Ingin sekali Jimin berkata “Maaf”, tapi mulutnya seakan
terkunci.
Jungkook kemudian berkata dengan nada lemah, “Jimin-ah…..
Aku harap kamu menghilang dari hidupku.”
Jimin pergi meninggalkan rumah Jungkook. Bila ada definisi
lebih buruk dari hati yang hancur berkeping-keping, itulah yang dirasakan Jimin
saat ini.
Kakinya lemas. Ia terduduk di tepi jalan. Menangis
sekencang-kencangnya, karena hanya itu yang bisa ia lakukan.
Ada banyak yang ingin dia katakan, tapi tak satupun keluar
dari bibirnya.
Dia tidak pernah memberitahu Jungkook tentang perselingkuhan
itu, karena takut akan kehilangan sahabatnya.
Ingin sekali ia melarang ibunya untuk menjauhi ayah
Jungkook.
Tapi jangankan mampu melarang, kelahirannya di dunia ini saja
tidak pernah diharapkan oleh ibunya, dan dianggap sebuah kesialan.