First Love
Seseorang terlihat sedang sibuk
dengan ponselnya. Dia adalah Kim Namjoon. Ada banyak ruang untuk duduk di
halte, tapi dia hanya berdiri sambil bersandar di salah satu sisi papan iklan.
Kaki kanannya tidak bisa diam, menghentak jalanan yang tidak bersalah. Ia pun
berdecak, mulai kesal panggilan teleponnya
tidak juga mendapat jawaban.
“Yaaaa, Min Yoongi! Lama banget
angkat telponnya!”
“Maaf, ketiduran.”, suara di
seberang menyahut dengan santai.
Namjoon mendesah. Dia sudah tahu
ini akan terjadi.
“Kalau kamu terus begini, aku
akan benar-benar berhenti memanggilmu hyung. Cepat siap-siap. Kita ketemu di
tempat latihan Hoseok. Aku sudah dapat tiket untuk nonton film Rampant. Tapi Seokjin hyung nggak bisa ikut hari ini.
Dia ada jadwal jaga.”
“Hmmmm.”, Yoongi menjawab singkat
dan menutup telponnya.
“Rasanya ingin ku berkata
kasar.”, Namjoon mengomel pada dirinya sendiri.
Mereka sudah tumbuh besar bersama
di lingkungan yang sama. Namjoon tidak akan bisa benar-benar marah pada Yoongi.
Semua bisa termaafkan, ‘karena dia adalah Min Yoongi’.
Tak lama kemudian bus yang
ditunggu Namjoon datang. Ia menaiki bus, dan mengirim pesan pada Hoseok bahwa
dia dan Yoongi dalam perjalanan ke tempatnya.
Hoseok membaca pesan dari
Namjoon. Ia menyelesaikan latihannya, dan menuju loker untuk berganti baju.
Seseorang datang menghampirinya.
“Hoseok-ah, kamu sudah mau
pulang?”
“Aku ada janji mau nonton bareng
habis ini.”
“Waah, pasti menyenangkan.”
“Kamu mau ikut?”
“Emangnya nggak apa-apa kalau aku
ikut?”
“Harusnya kami nonton berempat
hari ini, tapi salah satu dari temenku nggak jadi ikut. Jadi ada satu tiket
nganggur.”
“Oke, aku gabung ya. Aku
siap-siap dulu.”
Hoseok sudah berada di luar
studio, menunggu Namjoon dan Yoongi. Dari kejauhan terlihat seseorang berjalan
dengan langkah malas, yang tidak lain adalah Yoongi.
“Hyung, kita kan mau pergi
bersenang-senang, kenapa jalanmu kayak orang disuruh berangkat wajib militer?”
“Namjoon belum sampai?”
Seperti biasa Yoongi hanya akan
mengatakan apa yang ingin ia katakan saja. Hoseok pun hanya menjawab dengan
gelengan kepala.
Kemudian Namjoon datang sambil
tersenyum.
“Waaaaa, hyung kau sampai duluan
ternyata. Ayo kita berangkat kalau gitu…”
“Eh, tunggu dulu. Ada temenku mau
ikut gabung. Kita kan ada satu tiket nganggur. Tunggu bentar ya..”
Selang beberapa detik, seseorang
keluar dari studio latihan. Hoseok pun berseru, “Ini dia.”
“Kenalin, ini temenku latihan di
sini. Namanya Park Minji.”
Park Minji tersenyum manis sambil
membungkukkan badan.
Hoseok kemudian melanjutkan,
“Minji-yah, ini Yoongi hyung, dan ini Namjoon. Kami tetanggaan, jadi sudah
temenan dari kecil.”
Setelah saling berkenalan, mereka
pergi untuk menonton film.
Usai menonton film, Hoseok,
Yoongi, dan Namjoon akan lanjut untuk makan malam. Minji pamit lebih dulu
karena dia harus segera pulang.
Di tempat makan, mulailah Hoseok
menggoda Yoongi.
“Hyung, gimana menurutmu Minji?”
“Kenapa tiba-tiba tanya gitu?”
“Aku cuma ingin tahu pendapatmu
saja.”
Namjoon memperhatikan Yoongi
dengan seksama. Ia penasaran jawaban seperti apa yang akan diberikan Yoongi.
“Hmm, dia cantik.”
“Uuuuw, baru ini aku dengar kamu
bilang seseorang cantik. Sesungguhnya
hyung, aku memperhatikanmu sejak kita masih di studio latihan. Kau
memandang Minji dengan berbeda. Jujur saja, apa kau tertarik padanya?”
Sementara Hoseok sibuk menggoda
Yoongi, Namjoon hanya menenggak habis sodanya. Entah kenapa dia tidak suka pada
gadis itu. Mungkin karena dia tidak siap ada orang lain masuk dalam
persahabatan mereka. Namun dia juga tidak yakin, apa dia hanya tidak suka saja
pada Minji, apa dia akan memberi respon berbeda bila itu gadis lain.
“Hentikan bertanya hal yang nggak
penting, dan berhenti bersikap sok tahu.”, Yoongi menutup pembicaraan.
Namjoon tahu bahwa sebenarnya
Yoongi memang tertarik pada Minji. Ia bisa melihatnya dengan jelas. Yoongi
bukan seseorang yang baru dikenalnya dua atau tiga hari yang lalu. Ia mengenalnya dengan amat sangat baik.
Tapi dia memilih untuk tidak berkomentar apapun.
Yoongi dan Namjoon akan pulang bersama
naik bus. Hoseok perlu mampir ke suatu tempat, jadi dia akan pergi lebih dulu.
Sambil melambai dari balik pintu,
Hoseok berkata, “Hyung, akan aku sampaikan salammu pada Minji.”
“Yaaa, Jung Hoseok! Aku sungguh
akan membunuhmu kalau kau lakukan itu!”
Yoongi berteriak pada Hoseok yang
telah bergegas menghilang.
Namjoon tahu Yoongi tidak serius
dengan kata-katanya. Ia bisa melihat Yoongi tersenyum tipis sebelum mengatur
kembali ekspresi wajah datarnya. Okay, jelas sudah Yoongi menyukai Minji. Dan
fakta itu membuat Namjoon kesal.