DECISION EP.1 : Part 9

Early Spring Day

Siapa sangka Hoseok benar-benar melakukan saran dari Yoongi, bahwa di mana pun bisa menjadi studio tari baginya. Kini Hoseok dan teman-temannya tengah menari di sebuah tepi jalan, yang tentunya berlokasi jauh dari area rumahnya.
Menari adalah saat di mana ia merasa menjadi dirinya sendiri seutuhnya. Melakukannya di tepi jalan memberikan perasaan yang berbeda. Beberapa orang berhenti untuk menyaksikan setiap gerak tubuhnya. Sesekali orang bersorak, bertepuk tangan. Hal itu memberi energi tersendiri bagi Hoseok.
Diantara beberapa orang yang berkerumun menyaksikan Hoseok, ada Jimin di sana. Setelah kejadian antara dia dan Jungkook beberapa hari lalu, ia tidak banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya lagi sepulang sekolah. Kata-kata Jungkook seperti sebuah tato yang telah diukir dalam otaknya, hingga dia tidak berhenti memikirkannya.
Awalnya Jimin hanya penasaran pada apa yang membuat orang-orang berkerumun di tepi jalan, dan memutuskan untuk melihat. Ia pun terpesona begitu menyaksikan penampilan Hoseok. Baginya Hoseok terlihat sangat keren, dan ia bisa merasakan adanya kebebasan dalam tariannya. Sesuatu yang tidak Jimin miliki.
Ia terlalu lama hidup sebagai orang lain. Berusaha bersikap sesuai harapan orang-orang. Merubah dirinya menjadi karakter yang akan disukai oleh orang lain. Semua itu seolah berjalan secara natural, hingga ia tidak sadar melakukannya. Berawal dari keinginannya untuk membuat ibunya tidak khawatir lagi, menunjukkan bahwa ia hidup normal sebagai Jimin yang ceria, yang sudah terlepas dari rasa trauma. Namun pada akhirnya ia tidak hanya berbohong pada ibunya, tapi pada semua orang, dan tentu pada dirinya sendiri. Ia benar-benar telah terjebak pada kebohongan yang dibangunnya. Entah bagaimana Jungkook bisa melihat ke dalam dirinya, untuk seseorang yang terhitung asing baginya. Apakah ibunya juga bisa melihat apa yang Jungkook lihat, hanya saja berpura-pura tidak tahu. Jimin berpikir bisakah dia menjalani hidup yang normal sebagai Park Jimin, bukan sebagai orang lain?
Hoseok mulai merapikan speaker, dan bersiap untuk pulang. Teman-temannya pun berpamitan, “Sampai jumpa…..!”
Hoseok membalas dengan lambaian tangan.
Ia juga berencana untuk segera pulang. Tetapi ada seseorang yang menarik perhatiannya. Seseorang yang secara sadar ia tahu memperhatikannya selama ia menari.
“Apa kau akan terus duduk disana?”
“Hah?”, Jimin kaget ada yang  mengajaknya bicara. Mungkin karena sedari tadi ia melamun.
“Semua orang sudah pergi. Kau tidak ingin pergi juga?”
“Aah, iyaa. Aku akan pergi….”
“Apa kau terlalu terpesona padaku, hingga tidak sadar orang-orang sudah menghilang?”, Hoseok berkata sambil diiringi senyum yang menggoda.
“Jadi kau sadar aku memperhatikanmu menari?”
“Tentu saja. Aku pikir jantungku akan berhenti berdetak karena kau tidak berhenti menatapku. Hahahahaa….”
“Tapi kau memang terlihat keren. Dan sepertinya menyenangkan untuk menari. Seperti kau bisa melepaskan semua bebanmu. Seakan tidak ada yang perlu kau khawatirkan selama kau bisa bergerak bebas.”
“Kau tertarik untuk menari?”
“Aku? Aku tidak pernah menari sebelumnya. Apakah tubuhku bisa membuat gerakan semacam itu?”, Seolah bertanya pada dirinya sendiri, Jimin memperhatikan tangan dan kakinya.
“Kau bisa bergabung kalau mau. Kau tidak akan pernah tau bila tidak mencoba. Siapa namamu?”
“Park Jimin.”
“Aku Jung Hoseok.”
Hari itu Jimin seperti mendapat harapan baru. Apakah mencoba sesuatu yang baru dapat membantunya menjadi lebih jujur pada dirinya sendiri? Ia tidak sabar mengetahui jawabannya.

Post a Comment