Part 8. Park Jimin
Perasaan apa ini? Aku merasa ada
sesuatu yang hilang. Tapi apa?
Ini bukan pertama kalinya
perhatianku tertuju pada bangku tersebut.
Apa sejak awal bangku itu memang
kosong?
Tapi kenapa kosong?
Maksudku, wajar bila ada bangku
kosong di bagian belakang, tapi ini di tengah-tengah kelas.
Kenapa seseorang tidak duduk saja
di sana? Kenapa bangku itu tidak dikeluarkan saja dari kelas?
Ada begitu banyak ‘kenapa?’
memenuhi pikiranku.
Aku bisa mati penasaran bila
terus seperti ini.
“Jungkook-ah, apa menurutmu
bangku itu memang kosong sejak awal?”
“Maksudmu bangku di tengah itu?
Aku rasa begitu.”
“Apa kau yakin? Mungkinkah ada
teman sekelas kita yang pindah ke sekolah lain? Tapi kenapa aku tidak ingat apapun?”
Aku hanya bisa mendesah.
Bertanya pada Jungkook sama
sekali tidak membantu. Dia hanya asik mengutak-atik kameranya.
Ah! Kamera. Kenapa baru sekarang
aku memikirkannya?
“Jungkook-ah, boleh aku pinjam
kameramu?”
“Untuk apa?”
“Untuk memastikan apakah bangku
itu memang kosong atau tidak.”
“Kenapa kau sangat terobsesi pada
bangku itu? Dari pada melihat kameraku, kenapa tidak kau periksa saja
bangkunya?”
“Kau benar, aku akan memeriksa
bangkunya. Tapi setelah aku melihat kameramu.”
Aku membuka galeri kamera
Jungkook.
Diantara banyak foto yang
Jungkook ambil, pasti dia juga mengambil foto di kelas ini.
“Ketemu!”, aku berseru pada
diriku sendiri.
Ada seseorang yang duduk di
bangku itu.
Meski foto itu hanya menampakkan
bagian punggungnya, tapi aku yakin dia adalah pemilik bangku.
“Yaa, Jeon Jungkook, lihat ini!
Ada yang duduk di bangku itu. Apa kau ingat sesuatu?”
Dia menggeleng, dengan ekspresi
tidak yakin kalau dia yang mengambil foto itu.
Aku masih menelusuri galeri.
Ada foto loker sepatu, foto
sarang laba-laba, foto daun kering.
Kenapa Jungkook mengambil foto
hal-hal aneh. Aku hanya berkomentar dalam hati.
Kemudian aku menemukan foto di
ruang latihan.
Dalam foto itu ada aku, Min
Yoongi, Kim Seokjin, dan satu orang lagi yang tidak kukenal.
“Siapa dia?”
“Aku tidak ingat mengambil foto
ini. Apa dia salah satu penggemar yang berkunjung ke ruang latihan?”
Sepertinya Jungkook mulai
terganggu karena tidak mengenali foto-foto yang dia ambil.
Dia mengambil kameranya dariku
dan memperbesar gambarnya.
“Kim Nam joon.”, Jungkook mengeja
sesuatu.
“Hah?”
“Pada nametag-nya tertulis ‘Kim
Namjoon’, itu namanya. Tapi aku masih tidak mengingat apapun.”
Aku menarik tangan Jungkook,
mengajaknya menghampiri bangku itu.
Ada banyak sekali coretan di
sana.
Siapapun pemilik bangku ini,
tulisan tangannya sangat jelek.
Aku tidak yakin bisa membacanya.
Tapi akan tetap kucoba.
Dari sekian banyak tulisan, yang
menarik perhatianku adalah:
Namaku
Kim Namjoon
Posisi
Leader
Memberku
Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung, Jeon Jungkook
Ruangan
Guru Lee Hyun
“Jungkook-ah, cepat kau foto ini.
Kita harus menunjukkannya pada yang lain.”
Kini pertanyaan di kepalaku
berkembang semakin kompleks.
Jadi pemilik bangku ini bernama
Kim Namjoon? Dan dia adalah leader kami, makanya ada fotoku bersamanya di ruang
latihan?
Tapi kenapa dia tidak di sini
lagi? Kenapa baik aku ataupun Jungkook tidak mengingat apapun?
Apa rasa kehilangan yang terus
menggangguku ini ada hubungannya dengannya?
Part 9. Min Yoongi
Omong kosong apa yang sedang
dikatakan Park Jimin saat ini.
Logikaku mencoba menolak semua
yang kudengar.
Tapi foto itu, coretan di bangku
itu, aku bisa melihat ini nyata.
Apa seseorang sedang
mempermainkan kami?
Sial!
“Jimin-ah, bukankah Guru Lee Hyun
adalah guru pelajaran sastra?”
“Iya hyung.”
“Aku rasa dia tahu sesuatu
tentang ini. Dia tahu tentang Kim Namjoon.”
“Jadi kita akan bertanya pada
Guru Lee?”
“Menurutmu seseorang akan membuat
pengakuan hanya dengan kau tanya begitu saja?”
Terkadang sikap Jimin yang
terlalu polos ini membuat kepalaku sakit.
“Lalu apa yang akan kita lakukan
hyung?”
“Kita akan berbagi tugas. Aku,
Jimin, dan Jungkook, akan memeriksa ruangan Guru Lee, sesuai coretan yang ada
di bangku. Pasti ada petunjuk di ruangan itu. Sedangkan Seokjin hyung, Hoseok,
dan Taehyung, akan memeriksa ruang dokumen. Kalau Kim Namjoon memang seorang
siswa di sini, pasti ada berkas-berkas seperti data diri dan sebagainya.”
Sejujurnya aku tidak tahu dengan
apa yang baru saja aku katakan.
Apa yang akan kami lakukan ini
bisa dianggap tindakan kriminal.
Bila kami ceroboh melakukannya,
kami bisa berakhir Drop Out.
Aku bisa saja mengabaikan semua
ini, berpura-pura tidak terjadi apa-apa, dan menjalani hari-hari seperti biasa.
Tapi jauh dalam hatiku, aku juga
ingin tahu, siapa Kim Namjoon.