DECISION EP.1 : Part 8

I Can See Your Lie

Bel berbunyi, tanda sekolah telah berakhir. Jungkook mengemas buku dan alat tulis ke dalam tasnya. Kemudian dia mulai mengambil sapu di sudut ruangan.
Segerombolan anak berteriak dari depan pintu kelas, “Jimin-ah, cepatlah menyusul nanti!”
“Iyaa, aku akan selesai dengan cepat!”, Jimin menyahut dari bangkunya yang berada di baris paling belakang.
Hari ini Jungkook dan Jimin mendapat giliran untuk membersihkan kelas. Jungkook memulai dengan menyapu lantai, dan Jimin memulai dengan membersihkan papan tulis.
Sudah 6 bulan mereka menjadi teman sekelas, setelah satu tahun yang lalu Jimin pindah ke sekolah ini. Tapi sekalipun mereka tidak pernah saling mengobrol.
Jungkook memang lebih senang menghabiskan waktu dengan dirinya sendiri. Ia terkenal sebagai sosok yang tidak banyak bicara dan penyendiri. Sedangkan sebaliknya, Jimin senang bergaul dengan teman-teman di kelas, dan dikenal sebagai sosok yang ceria. Ini adalah sebuah momen langka dimana mereka hanya berdua saja di dalam kelas.
Di saat mereka berdiri bersebelahan untuk membersihkan jendela, Jimin merasa canggung. Dia mulai memikirkan bahan obrolan untuk memecah keheningan ini.
Meski ragu, Jimin mulai membuka percakapan.
“Jungkook-ssi…”, kata pertama yang terucap dari mulutnya. Jimin tidak tahu harus memanggil Jungkook bagaimana.
“Yaa…”, Jungkook menjawab sambil memandang Jimin.
Sedikit terkejut, Jimin mulai menyusun kembali apa yang ingin dia katakan. Dia tidak menyangka Jungkook menjawabnya dengan santai. Bahkan dia sudah bersiap apabila tidak ada respon apapun dari Jungkook.
Yang perlu ditegaskan kembali di sini adalah, Jungkook bukan seseorang yang tidak pernah bicara, dia hanya tidak banyak bicara.
Jimin pun melanjutkan, “Apa yang akan kau lakukan setelah selesai membersihkan kelas nanti?”
“Tidak ada. Aku hanya akan pulang.”
“Aku dan teman-teman akan bermain game di warnet setelah ini. Apa kau ingin bergabung?”
“Tidak, terimakasih.”
“Sebegitu menyenangkannya kah menghabiskan waktu sendirian?”
“Yaa, aku baik-baik saja. Khawatirkan saja dirimu sendiri.”
Keheningan terasa semakin pekat setelah percakapan singkat tersebut. Mereka berdua hanya fokus untuk membersihkan kelas.
Jungkook mengambil ranselnya dan mulai melangkah keluar kelas, namun langkahnya terhenti ketika sampai di depan pintu.
“Jungkook-ssi, kenapa kau berupaya menarik diri orang-orang?”, Jimin melemparkan pertanyaan secara mendadak.
Jungkook berbalik dan menjawab, “Lalu kenapa kau berusaha begitu keras untuk diterima oleh orang-orang?”
“Hah?”, Jimin sama sekali tidak menduga dengan jawaban Jungkook.
“Aku tidak pernah menarik diri dari siapa pun. Aku hanya menjadi diriku sendiri. Kenapa penerimaan orang-orang terhadapmu menjadi hal yang sangat penting? Berhentilah berusaha memenuhi ekspektasi orang akan dirimu. Berhenti berbohong pada dirimu sendiri. Kau hanya akan melukai dirimu pada akhirnya.”
Jungkook pun beranjak pergi meninggalkan Jimin yang masih diam terpaku.

Post a Comment